Selasa, 06 Oktober 2009

Beberapa Pemikiran Politik

SBY Akan Mencari Kambing Hitam
Oleh arifandigadjong - 5 Oktober 2009 - Dibaca 2999 Kali -

Dari pandangan politik, menurut saya bukan hanya masalah KIB Kedua yang membuat pusing SBY sekarang ini, tetapi termasuk pertarungan KPK-POLRI, malah dari pertimbangan kredibilitas public, masalah kedua bisa terasa lebih menekan SBY. Kenapa, karena bagaimana kalau sangkaan terhadap dua pimpinan KPK tidak terbukti?
Jadi, saya mencoba membuat analisa kemungkinan politik, jika seandainya dua pimpinan KPK itu tidak bersalah, seperti yang dituduhkan, sementara perppu terkait itu sudah terlanjur dikeluarkan SBY, apa yang akan terjadi? Khususnya menyangkut langkah politik apa yang akan dilakukan SBY? Toh dalam dunia politik, semua kemungkinan bisa saja terjadi.

Dimensi hukum, secara sederhana bisa dikatakan bahwa jika dua pimpinan KPK tidak terbukti bersalah, maka posisi tersangka dengan sendirinya gugur, perppu juga bisa dicabut, sehingga dua pimpinan KPK tersebut, dikembalikan lagi jabatannya. Persoalan dianggap selesai.

Tapi, secara politik tunggu dulu, masalahnya tidak menjadi sederhana, seperti dimensi hukum tadi. Apalagi kalau masalah ini sudah ditunggangi oleh kelompok kepentingan lawan SBY, dan saya melihat peluang terjadinya tunggang menunggangi ini relative besar, untuk tidak mengatakan sebuah kepastian.
Ada beberapa isu besar negative yang akan menyoroti SBY, yaitu:
1. SBY salah besar dalam pengambilan kebijakan Perppu Plt KPK
2. SBY melakukan politik tebang pilih
3. SBY gagal menghancurkan KPK
Semua isu negative di atas, tentunya akan mempengaruhi kredibilitas SBY, atau bahkan secara ekstrim, bisa mempengaruhi kelanjutan pemerintahan SBY.

SBY sebagai politisi, sekarang ini sudah terpilih lagi sebagai presiden, tentunya tidak akan membiarkan dampak negative-isu negatif, mengarah kepadanya berlarut-larut. Menurut saya, seandainya SBY adalah PM Jepang, kalau salah dalam kebijakan mungkin akan mundur, tapi karena Presiden Indonesia, tentu ceritanya lain lagi.

Apa yang akan dilakukan SBY? Pertanyaan ini, tentunya berhubungan dengan upaya apa yang akan dilakukan SBY dari dimensi politik untuk berusaha mengembalikan kredibilitasnya, tentunya sekaligus menyelamatkan pemerintahannya.

Dari kacamata politik, saya melihat bahwa SBY akan melakukan sesuatu yang luar biasa, sehingga daya pengaruh untuk mendongkrak pencitraan positif SBY akan bisa kembali. Ini adalah analisa politik, sehingga peluang salahnya sama besarnya dengan peluang benarnya.

Secara politik untuk proses pengembalian pencitraan, khususnya karena berhubungan dengan institusi atau sesuatu kebutuhan yang sangat dicintai rakyat, yaitu pemberantasan korupsi, maka opsinya adalah SBY akan melakukan politik kambing hitam, di mana sering dikatakan mengorbankan orang atau institusi tertentu untuk menyelamatkan dirinya. Pada dimensi moralitas itu salah, sedangkan dalam politik itu sah-sah saja.

Politik kambing hitam ini akan menjadi alat justifikasi public bahwa bukan SBY yang salah, tetapi adalah orang yang dikorbankan itu. Kalau politik kambing hitam ini akan dilakukan SBY, pertanyaannya kemudian adalah siapa dan apa sasarannya ? Pola politik ini biasanya akan mengarah pada dua sasaran, yaitu oknum atau institusi tertentu dan kebijakan strategis, yaitu:

1. Orang atau institusi yang terkait langsung dengan sumber masalah
2. Orang-orang dekat SBY yang punya pengaruh luas dan jabatan stratgis
3. Lawan politik besar yang punya sedikit atau banyak kaitan dengan sumber masalah
4. Membuat kebijakan luar biasa bagusnya dan memang sangat dibutuhkan rakyat pada saat itu, seperti BLT plus dan lainnya, sehingga rakyat jadi tidur lelap karena itu. Selain itu membuat rekayasa terhadap masalah tertentu yang memancing perhatian public demikian besar, sehingga lupa pada masalah besar itu.
Semua opsi di atas punya resiko besar, tetapi secara politik itu harus dilakukan untuk menyelamatkan tujuan yang lebih besar, yaitu menyelamatkan atau mempertahankan kekuasaan. Sering kita dengar bahwa menyelamatkan kekuasaan lebih sulit daripada merebutnya.

Persoalannya kemudian, ketika dengan mengorbankan oknum yang terlibat langsung terhadap masalah itu dan orang-orang dekatnya, ternyata ketika ditakar secara politik dianggap belum cukup karena kredibilitas public belum pulih, karena bisa saja menurut public hal itu wajar-wajar saja, lha orang dekatnya kan. Termasuk juga, apabila orang dekat itu, tidak tidak siap untuk dikorbankan, karena orang tersebut memang tidak setia pada kelompok SBY, ataukah malah lebih cenderung memikirkan progress karirnya, tentunya akan memancing pertarungan pada kelompok internal SBY itu sendiri, tapi ini sangat jarang terjadi. Maka harus masuk pada opsi ketiga. Banyak orang mengatakan bahwa politik itu perlu pengorbanan, apakah itu waktu, uang, privacy dan lainnya.

Mungkin kita masih ingat bahwa kredibilitas SBY pada masalah pro pemberantasan korupsi di Indonesia, menjadi luar biasa besarnya, ketika Aulia Pohan-besannya, masuk jerat KPK dan di penjara. Di luar dimensi hukum, masyarakat politik mengatakan SBY tidak pandang bulu dalam menyelamatkan bangsa dari jeratan korupsi. President is the best sepanjang zaman di Indonesia

Kalau dua opsi dianggap gagal atau belum cukup, maka masuk opsi ketiga yaitu mengorbankan lawan politiknya. Memilih lawan politik yang akan dikorbankan, sangat membutuhkan kalkulasi politik yang cermat, akurat, sehingga sebelum perang dimulai, hitungan menang sudah ada dan tingkat kebenarannya sangat significan. Opsi ini akan bermakna ganda, selain pada mengorbankan, juga mengalihkan perhatian public. Jadi SBY tidak lagi berhadapan dengan image public yang buruk, tapi upaya menaklukkan lawan politiknya. Tentunya ini sedikit akan memudahkan bagi SBY, karena penguasa.

Yang paling buruk, atau paling beresiko social adalah opsi keempat, karena selain pada cost politik yang luar biasa besarnya, terlebih kepada harmonisasi social akan memakan waktu penyembuhan yang lebih panjang. Saya cuma takutkan, kalau terjadi kalang kabut yang susah terkendali, tiba-tiba muncul konflik Poso baru,konflik Ambon baru dan lainnya, ataukah muncul tokoh yang melebihi Noordin M Top dengan cap teroris baru, sehingga masyarakat malah jadi susah tidur lelap. Semoga bermamfaat.

Salam kompasiana

Share on Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar