- Indahnya Beda Agama, Pengalamanku dengan James Toelle
- Oleh arifandigadjong - 28 September 2009 - Dibaca 1668 Kali -
-
Tujuan utama adanya facebook adalah sebagai media mencari teman, baik yang sifatnya baru bahkan teman lama sekalipun. Pada media pencarian teman ini, tergantung motivasi seseorang, apakah mencari teman lama atau baru, teman pejabat politik, pacar atau bahkan selingkuh, malah bisa dapatkan dukungan politik seperti Obama. Saya bergabung di fb kurang lebih tiga bulanan, dan telah berhasil mengumpulkan teman lama sekitar 200 an, bayangkan saja ada teman lama yang tidak pernah bertemu lagi selama 20 an tahun, bekal nama dan foto akhirnya di add, tersambung lagi komunikasi.
Perkenalanku dengan James Toelle, sudah jalan sekitar dua bulanan lebih, waktu itu lihat fotonya di layar pencarian teman, pakai dasi dan berdiri santai, pikiranku eksekutif dari planet mana ini, dia teman baru keempat yang beri konfirmasi pertemanan di fb. James ini, umurnya sekitar 44 tahun, aslinya dari Timor Leste, kemudian merantau ke Bali dan sekarang sudah penduduk tetap, kalau sekarang james bisa dikatakan imigran, karena Timor Leste sudah jadi negara tersendiri. Selama 20 an tahun mengadu nasib di Bali, Alhamdulillah sekarang sudah mulai memetik hasil perjuangan hidupnya. James sudah berkeluarga dan dikaruniai tiga orang anak, di mana semuanya sudah bisa mandiri. James beragama Nasrani dan terbilang fanatik juga. Setiap hari minggu selalu aktif ke gereja untuk kebaktian dan selalu munculkan pesan dinding fb nya tentang suasana kebaktian itu. Dan kalau saya baca isi pesan dindingnya, biasanya saya klik “suka” atau beri komentar apa adanya.
Kesan pertemanan dengan James ini, makin kuat waktu bulan puasa. Kalau saya main fb di plaza Tarakan sambil tunggu buka puasa, biasanya dinding fb saya masukkan pesan moral agama selama berpuasa. Biasanya juga James klik “suka” atau beri komentar apa adanya. Saling klik suka dan komentar ini berjalan lama. Menjelang waktu buka puasa, biasanya James off dan pamit, “sy off dulu ya Rif, kan U mau buka, ntar deh dah buka kita Ol lagi, ok”.
Selesai buka, kalau saya lama baru Ol di fb, James Tanya “allow bro, lg ngapain, kok lama br Ol???”.
“Sorry bro, buka puasa lanjut shalat Magrib, doanya lama. Mushallah mall jg ramai. Hehehe…” jawabku.
“aduh…sy yg Sorry Rif, abis gak tahu sich, trus gmn…?”
“sy mau off ya bro, rencana taraweh neh, bsk lgi ye, salam”
“Ok deh Rif, bsk aja, Selamat Puasa ya. Salam…”
Sapa menyapa selalu berlangsung, mulailah sama-sama sering bertukar pikiran tentang banyak hal, baik menyangkut rencana usaha sampai pada aktivitas keseharian dan kabar keluarga masing-masing. Banyak hal ditemukan persamaan, demikian juga perbedaan. Prinsipnya bisa saling membantu untuk kebaikan bersama. James pernah bercerita, bagaimana dia coba buka usaha tambang di Kaltim, kemudian tertipu, karena ternyata KP Batubara orang itu fiktif, selama sekian lama jadi trauma bisnis, modal melayang dan mitra hilang di telan bumi, entah di mana. Saya sarankan sabar aja, mungkin lain kali saya bisa bantu cari lahan dan mitra lokal yang benar. James berterima kasih, dan akan pikirkan bersama peluang itu. Demikian juga dalam perintisan usaha saya di Tarakan, James sering kasih masukan yang sangat berguna. Satu hal menarik juga, kalau artikel saya di muat Kompasiana, biasanya juga sy munculkan di dinding fb, tak lama kemudian masuk pesan dari James, “Rif sys dh baca U punya di Kompasiana, cm gak bs comment, good lah, lanjut Rif. Salam”.
Menjelang lebaran Idul Fitri, sy pamit mudik sama James di fb.
“pamit ya bro, besok rencana saya mudik”
“Jakarta atau Bone bro???” Tanya James
“Jkt dulu jemput bini dan anak2, baru ke bone,ok”
“Ok…selamat ya Rif. Salam sama keluarga. Semoga Fitrah ya Rif!!!” lanjut James
Terus terang saya terenyuh dengan chatingan ini, khususnya karena saya faham bahwa James berbeda agama dengan saya. Keyakinanku bahwa James telah mendoakan saya menurut versi agamanya sendiri.
Satu hari setelah lebaran, di Kota Bone saya pergi cari warnet. Pikiran saya mungkin ada tulisan di Kompasiana, menarik hari ini. Setelah buka Kompasiana, memang ada beberapa tulisan yang menarik perhatian saya. Setelah itu saya buka fb, ketika Ol, ternyata banyak ucapan selamat lebaran yang masuk, termasuk dari James tentunya. Setelah cek waktu pengiriman pesan, ternyata ucapan selamat yang terkirim, paling cepat dari James, cuma sayangnya fb James tidak Ol waktu itu. Saya kirimkan aja pesan ke James “Thanks for your attention bro. saya di Bone sekarang dengan keluarga. Salam untuk keluarga di Bali. Sukses ya bro….”.
Setelah saya kembali ke Tarakan, berlanjutlah sapa menyapa dengan James di fb, khususnya waktu sore hari. Sebagai wujud pertemanan saya dengan James, disepakatilah untuk buat usaha bersama, lokasinya di Bali, karena core bisnis yang direncanakan memang cocok di Bali. Yang menarik di sini adalah muncul masalah dalam pemberian nama untuk trade mark usaha, silang pendapat dengan berbagai usulan nama terjadi. Akhirnya disepakati trade mark itu, namanya “MONA” artinya kami sepakati bersama “MOSLEEM dan NASRANI”.
Sekelumit perjalanan pertemanan saya dengan James, terus terang saja, saya melihat begitu pentingnya saling pengertian itu, walupun kita berbeda dalam keyakinan agama, bisa kita selesaikan dengan adanya upaya untuk saling memahami posisi masing-masing. Kedua pihak walau berbeda, tetap punya peluang untuk saling mengisi dan saling menghormati. Saya merasakan keindahan tersendiri dalam berbeda agama dengan James. Semoga bermamfaat.
Salam Kompasiana
Selasa, 06 Oktober 2009
Contoh Persahabatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar