Selasa, 06 Oktober 2009

Coba Melucu dengan Tulisan

Ketika Tuhan dan Setan Sama-sama Marah!!!
Oleh arifandigadjong - 29 September 2009 - Dibaca 1626 Kali -

Mohon maaf Pembaca, sekali lagi mohon maaf, saya sama sekali tidak ada niat untuk nipu atau mengakali, bahkan memaksa Anda untuk membaca tulisan saya dengan judul yang aneh-aneh. Saya hanya ingin mengajak sedikit rehat, nyantai, sekaligus permintaan kepada kompasiana dan penulis tentang suatu hal yang juga berguna.

Tuhan dan Setan sama-sama marah

Pak Arum, seorang guru fisika SMA Bonyok, diakhir mata pelajarannya, bertanya sama murid2nya, siapa yang jawab akan duluan pulang:

“anak-anak, apa yang kamu kerjakan, hingga Tuhan dan Setan sama-sama marah????”

Mendengar itu murid pada mikir, bingung:

“Mencuri, Pak” teriak Ucok

“perkosa, Pak” Baim juga teriak

“membunuh, Pak” Ratih gak mau ketinggalan

“lempar guru, Pak” celetuk opi si gendut

“semua salah. Yang benar, memperkosa anak setan. Udah ah, saya pulang duluan” pungkas Pak Arum dan langsung ngeloyor pergi.

——————ooooooooooooo——————

Setan Nganggur

Dari jauh sudah kelihatan gerombolan orang dan wow…luar biasa banyaknya. Ketika dekat, ternyata bukan manusia, tapi rombongan setan, hampir semua penduduknya turun ke jalan, dan yang aneh arah perjalanan mereka menuju rumah Tuhan. Berani sekali…ternyata mereka sedang demonstrasi. Dan yang di demo adalah Tuhan…luar biasa. Dasar Tuhan demokratis, rombongan setan di terima, bukan hanya per utusan, semua boleh masuk.

“saya tidak terima, Tuhan. Saya protes”, teriak setan merah, moncong giginya paling panjang.

“tenang, Setan. Kita bicarakan baik-baik”, komentar Tuhan menenangkan

“pokoknya, tidak, Tuhan. Kami semua kelaparan”, teriak lagi setan hitam, tidak sabar.

Akhirnya pimpinan Setan, maju ke depan

“Begini, Tuhan. Rakyat kami semua kelaparan, mereka sudah sangat lama nganggur, underemployment. Kami semua minta solusi yang bijak dari Tuhan”

Mendengar itu, Tuhan manggut2 dan bertanya: “knapa bisa Nganggur?”

“bagaimana kami tidak nganggur, Tuhan. Keahlian kami, cuma menggoda manusia supaya berdosa. Manusia sekarang ini, tanpa di goda juga sudah buat dosa, penuh maksiat. “

“Ooooooooooooooooo…”

——————ooooooooooooo——————

Nah, Pembaca Kompasiana. Membaca lelucon di atas, mungkin Anda tidak ketawa, malah mungkin sebel kan? Kenapa, karena memang saya bukan ahlinya membuat cerita yang bisa menghibur Anda sekalian. Padahal menurut saya, sebagai manusia kita juga butuh sesuatu yang bisa membuat kita merasa lucu, ringan, akhirnya tertawa. Penat hilang, bahkan rasa dongkol karena sesuatu bisa hilang. Bahagiapun datang

Makanya saya ingin mengatakan, bisakah di Kompasiana ini, umpama di antara 10 atau 20 artikel, bahkan satu tulisan saja sehari, yang bisa membuat kompasianer jadi tertawa. Sehingga sehabis kompasianer memberi atau menjawab comment dan ada juga yang sekedar membaca artikel, mungkin saja jengkel ataukah pening atau apalah namanya hingga membuat kepalanya sedikit puyeng. Jangan-jangan juga rasa jengkel itu dibawa sampai tempat tidur. Wah bisa gawat kan?

Kalau umpama Admint Kompasiana, mengisinkan cerita lucu itu, tentunya tetap setelah moderating, adakah penulis yang lucu-lucu yang mau nulis khusus untuk itu. Kalau penulis special sudah dikenali kan lebih enak. Butuh lucu ya klik aja tulisannya. Bisa juga sebagai saran, di samping kanan kolom comment itu kan ada yang agak luang, bisa nggak di situ ada semacam apalah, seperti kartunis yang bisa mengundang rasa lucu bagi pembaca.

Saya akui, bahwa tulisan yang masuk di Kompasiana, enak di baca, cara penyajian yang enak, mengalir aja kalo di baca, bahkan sering ada yang muat puisi yang bisa menyejukkan. Tapi bagi saya, semua itu tetap saja membuat kerutan di kening. Apalagi sering ada adu comment, bahkan saling mencaci, sehingga semua itu, harapan saya sebelum tinggalkan layar computer, para pembaca bisa sedikit tersenyum, kalau tidak bisa terpingkal-pingkal. Ha ha ha

Semoga bermamfaat dan mohon maaf

Salam Kompasiana

Share on Facebook

Tidak ada komentar:

Posting Komentar